Sinopsis Queen Seon Deok episode 4
Deok Man melihat-lihat keramaian di jalan dan Chil Sook menariknya, Chil Sook berkata Deok Man telah berjanji mengenalkannya pada pedagang dari Roma. Deok Man membawa Chil Sook pada Cartan dan berkata bahwa Chil Sook adalah seorang Musa (warrior seperti Samurai).
Cartan mencubit pantat Chil Sook, Chil Sook kaget dan marah, tapi Deok Man berkata itu gaya orang Itali untuk perkenalan.
Pedagang dari Mesir dan India menemui Deok Man dan bertanya di mana teh mereka. Deok Man membawa mereka di gudang penginapannya. Deok Man membuat kamuflase, daun teh dibungkus dengan lumpur sehingga tampak seperti batu bata. Semua memuji kepintaran Deok Man. Tiba-tiba ada pasukan datang dan mengepung mereka. Kapten berkata bahwa di tempat ini ada teh ilegal, mereka menggeledah penginapan Deok Man. So Hwa sangat shock. Mereka mencari dan tidak menemukan apapun. Deok Man mencoba menyalakan api untuk
menghilangkan bukti. Kapten memerintahkan pasukannya untuk pergi saat dia curiga apa yang disembunyikan Deok Man. Kapten mendekat dan tiba-tiba api menyala. So Hwa panik sekali melihat api, So Hwa trauma dengan api. Akhirnya mereka semua dibawa ke kediaman Lord Yang (Yang Jae Hu).
Lord Yang marah karena persediaan tehnya terbakar karena ulah Deok Man. Lord Yang sendiri yang akan mengadili mereka. Lord Yang memerintahkan mereka untuk dibunuh. Cartan dan orang Mesir itu yang pertama. Deok Man berteriak : Tunggu!
Deok Man berkata ini semua salahnya dan meminta Lord Yang tidak menghukum mereka. Lord Yang tidak mengerti perkataan Deok Man (Deok Man berbicara bahasa Mandarin), Cartan menjelaskan dengan bahasa Canton dan akhirnya Lord Yang mengerti.
Deok Man : “Lord Yang tidak berperasaan, Ya, karena para pedagang sudah jauh-jauh menempuh perjalanan selama 12 bulan ke tempat ini tapi tiba-tiba Anda mengeluarkan perintah larangan berdagang teh dan membuatnya menjadi hukum. Sehingga semua pedagang ini harus kembali dengan tangan hampa. Padahal mereka telah menempuh perjalanan yang sangat berat melewati gurun untuk sampai disini, bukankah itu..benar-benar.. ”
Deok Man ; “Pemimpin yang tidak mendengarkan suara dan penderitaan rakyatnya adalah pemimpin yang tidak pantas memimpin. ”
Lord Yang sangat marah dan meminta Deok Man memilih. Di tangannya ada dua batu, kalau Deok Man memilih batu dengan ukiran hidup, maka mereka hidup. Kalau salah, mereka akan mati. So Hwa bergumam ..maafkan aku Yang Mulia. Chil Sook mengamati So Hwa dan mengenalinya.
Deok Man akhirnya memilih salah satu batu. Tapi langsung ditelannya. Lord Yang marah sekali dan menyuruh anak buahnya membuka mulut Deok Man, tapi batu itu tidak ada. Deok Man minta Lord Yang menunjukkan batunya, apa yang tertulis di tangannya, maka yang ditelannya adalah kebalikannya. Lord Yang membuka tangannya : “mati”
Semua bersorak, berarti yang ditelan Deok Man adalah “hidup”, jadi mereka hidup.
Lord Yang : “Apa kau tidak takut?”
Deok Man : “Aku takut sekali.”
Lord Yang : “Ini karena kau tidak pintar dan masa bodoh tapi kau memiliki keberanian dan bakat sehingga kau tidak takut. Tapi kau sangat hebat, kau memiliki takdir yang dikirim dari langit yang tidak akan meninggalkanmu. Lelaki terhormat akan memberikan janji ini untukmu dan membebaskan nyawamu…biarkan mereka pergi’ Mereka dibebaskan. Deok Man dan So Hwa berpelukan.
Di Gyeongju Seorabeol (Istana Raja Silla).
Raja Jinpyeong ingin mengangkat sepupunya Kim Yong Su sebagai penggantinya. Para menteri menolaknya. Raja berkata, Kim Yong Su adalah putra pamannya Raja Jinji dan suami putrinya Cheon Myeong jadi menurutnya bukan masalah. Tapi semua tetap tidak setuju.
Mi Shil menghadap dan mengundang Raja untuk menghadiri festival Dano, dia sudah mempersiapkan pertunjukkan bela diri oleh pasukan Hwa Rang. Raja memenuhi undangan Mi Shil.
Mi Shil pergi dan Mi Saeng cemas jika Kim Yong Su sudah mulai mengumpulkan kekuatan dan dengan status pernikahannya dengan putri Cheon Myeong maka posisinya akan semakin kuat. Mi Saeng cemas Kim Yong Su membalas dendam, mengingat ayahnya Raja Jinji telah dikudeta oleh mereka (episode 1). Mi Shil mengingatkan ini adalah festival Dano, jadi jangan mengeluh di hari ini.
Hwa Rang sedang mempertunjukkan kebolehannya. Mi Shil datang dan mereka memberi hormat pada Won Hwa-nya. Mi Shil mendekati Putri Cheon Myeong dan heran dengan kepandaian dan bakat putri mengatur semua acara ini. Putri Cheon Myeong sangat berbakat dan detil dalam mengatur semuanya. Mi Shil menyindir putri tentang kemungkinan putri menjadi permaisuri. Putri Cheon Myeong tidak mengerti dan Mi Shil menyinggung tentang rencana Raja mengangkat suami putri sebagai penerusnya. Cheon Myeong kaget dan belum tahu tentang ini. Mi Shil mengancam Cheo Myeong.
Di gurun, Cartan bertanya mengapa Deok Man mau mengorbankan nyawa untuk mereka. Deok Man berkata bahwa jika ia tidak melakukan itu mereka semua akan mati. Nyawa semua manusia itu berharga. Deok Man tahu dari buku yang diberikan Cartan. Cartan menyesal memberikan buku itu untuk Deok Man. So Hwa keluar dan berkata bahwa Deok Man seharusnya mendengarkan cartan, So Hwa memukul kepala Deok Man.
Pedagang Mesir dan India datang mengucapkan terima kasih atas kebaikan Deok Man. Deok Man bercerita tentang Chil Sook yang mencari seorang wanita dan bayi selama 15 tahun. Saat yang sama, Chil Sook menyelinap ke kamar So Hwa dan memeriksanya. So Hwa mendengar cerita Deok Man dan merasa familiar. Chil Sook menemukan baju bayi dan surat Moon noh, dia yakin sekarang.
So Hwa panik dan menyeret Deok Man, mereka harus segera pergi. Deok Man bingung tapi ibunya menyeretnya ke kamar. Di sana mereka ditunggu oleh Chil Sook. Chil Sook memanggil : So Hwa!
So Hwa langsung shock dan terjatuh, Chil Sook mencoba menangkap mereka dan mereka berusaha lari. Tapi Chil Sook berhasil membuat mereka tersudut, Chil Sook sudah mencari mereka selama 15 tahun, sekarang sudah saatnya untuk kembali ke Gye Rim. Chil Sook mengambil lilin dan mendekatkan ke So Hwa, Deok Man melihat kantung alcohol dan menyiramkannya pada Chil Sook.Chil Sook terbakar dan mereka lari. Chil Sook mengejar mereka lagi dan mengancam Deok Man dengan pedangnya, So Hwa menikam Chil Sook ditempat yang sama saat Moon noh menikamnya (episode 3).
Mereka berhasil lari ke gurun dengan onta. Setelah beberapa lama, ontanya jatuh kelelahan. Deok Man menggendong So Hwa di punggungnya dan membawa So Hwa ke dalam gua. So Hwa meminta Deok Man pergi ke Roma bersama Cartan. Deok Man menolaknya. So Hwa tidak mengijinkan Deok Man untuk kembali ke Gye Rim. Deok Man bertanya mengenai ayahnya. Apakah Moon Noh itu ayahku, So Hwa kaget darimana Deok Man tahu tentang Moon Noh. Dari surat Moon Noh. Deok Man dapat membacanya. Bukan kata So Hwa.
Deok Man juga tahu bahwa belati itu adalah dari ayahnya. Ayah seperti apa yang memberikan belati dan membuang anaknya begitu saja. Aku tidak mau kata Deok Man dan melemparkan belati itu. So Hwa berkata itu karena Deok Man harus menyelamatkan ayahnya.
Harusnya orangtua yang berkorban untuk anak seperti kau bukan sebaliknya. Deok Man sekarang tahu mengapa So Hwa sakit paru-paru dan takut api. Deok Man sangat menyesal karena selama ini selalu bepergian dan menyusahkan So Hwa. So Hwa merentangkan tangannya dan memeluk Deok Man. Deok Man menangis di pelukan So Hwa.
Chil Sook menemukan onta yang hampir mati dan melihat gua. Chil Sook memeriksa gua tetapi tidak menemukan mereka. So Hwa lari di mulut gua, Chil Sook melihatnya dan mengejarnya. Deok Man yang sedang mencari air melihat So Hwa lari mendatanginya dan memberi tanda jangan ke sini. Tiba-tiba kaki So Hwa masuk ke dalam pasir hisap. Deok Man berusaha menarik So Hwa tapi gagal dan mengulurkan tali. So Hwa berpikir percuma saja menyelamatkan dirinya, kemudian dia mengambil belati Raja Jinheung dan berusaha memotong talinya. Deok Man meminta So Hwa menghentikannya. So Hwa berteriak agar Deok Man lari setelah ia berhasil memutuskan tali. Dari kejauhan mereka melihat Chil Sook. Mereka berdua panik.
Deok Man melihat-lihat keramaian di jalan dan Chil Sook menariknya, Chil Sook berkata Deok Man telah berjanji mengenalkannya pada pedagang dari Roma. Deok Man membawa Chil Sook pada Cartan dan berkata bahwa Chil Sook adalah seorang Musa (warrior seperti Samurai).
Cartan mencubit pantat Chil Sook, Chil Sook kaget dan marah, tapi Deok Man berkata itu gaya orang Itali untuk perkenalan.
Pedagang dari Mesir dan India menemui Deok Man dan bertanya di mana teh mereka. Deok Man membawa mereka di gudang penginapannya. Deok Man membuat kamuflase, daun teh dibungkus dengan lumpur sehingga tampak seperti batu bata. Semua memuji kepintaran Deok Man. Tiba-tiba ada pasukan datang dan mengepung mereka. Kapten berkata bahwa di tempat ini ada teh ilegal, mereka menggeledah penginapan Deok Man. So Hwa sangat shock. Mereka mencari dan tidak menemukan apapun. Deok Man mencoba menyalakan api untuk
menghilangkan bukti. Kapten memerintahkan pasukannya untuk pergi saat dia curiga apa yang disembunyikan Deok Man. Kapten mendekat dan tiba-tiba api menyala. So Hwa panik sekali melihat api, So Hwa trauma dengan api. Akhirnya mereka semua dibawa ke kediaman Lord Yang (Yang Jae Hu).
Lord Yang marah karena persediaan tehnya terbakar karena ulah Deok Man. Lord Yang sendiri yang akan mengadili mereka. Lord Yang memerintahkan mereka untuk dibunuh. Cartan dan orang Mesir itu yang pertama. Deok Man berteriak : Tunggu!
Deok Man berkata ini semua salahnya dan meminta Lord Yang tidak menghukum mereka. Lord Yang tidak mengerti perkataan Deok Man (Deok Man berbicara bahasa Mandarin), Cartan menjelaskan dengan bahasa Canton dan akhirnya Lord Yang mengerti.
Deok Man : “Lord Yang tidak berperasaan, Ya, karena para pedagang sudah jauh-jauh menempuh perjalanan selama 12 bulan ke tempat ini tapi tiba-tiba Anda mengeluarkan perintah larangan berdagang teh dan membuatnya menjadi hukum. Sehingga semua pedagang ini harus kembali dengan tangan hampa. Padahal mereka telah menempuh perjalanan yang sangat berat melewati gurun untuk sampai disini, bukankah itu..benar-benar.. ”
Deok Man ; “Pemimpin yang tidak mendengarkan suara dan penderitaan rakyatnya adalah pemimpin yang tidak pantas memimpin. ”
Lord Yang sangat marah dan meminta Deok Man memilih. Di tangannya ada dua batu, kalau Deok Man memilih batu dengan ukiran hidup, maka mereka hidup. Kalau salah, mereka akan mati. So Hwa bergumam ..maafkan aku Yang Mulia. Chil Sook mengamati So Hwa dan mengenalinya.
Deok Man akhirnya memilih salah satu batu. Tapi langsung ditelannya. Lord Yang marah sekali dan menyuruh anak buahnya membuka mulut Deok Man, tapi batu itu tidak ada. Deok Man minta Lord Yang menunjukkan batunya, apa yang tertulis di tangannya, maka yang ditelannya adalah kebalikannya. Lord Yang membuka tangannya : “mati”
Semua bersorak, berarti yang ditelan Deok Man adalah “hidup”, jadi mereka hidup.
Lord Yang : “Apa kau tidak takut?”
Deok Man : “Aku takut sekali.”
Lord Yang : “Ini karena kau tidak pintar dan masa bodoh tapi kau memiliki keberanian dan bakat sehingga kau tidak takut. Tapi kau sangat hebat, kau memiliki takdir yang dikirim dari langit yang tidak akan meninggalkanmu. Lelaki terhormat akan memberikan janji ini untukmu dan membebaskan nyawamu…biarkan mereka pergi’ Mereka dibebaskan. Deok Man dan So Hwa berpelukan.
Di Gyeongju Seorabeol (Istana Raja Silla).
Raja Jinpyeong ingin mengangkat sepupunya Kim Yong Su sebagai penggantinya. Para menteri menolaknya. Raja berkata, Kim Yong Su adalah putra pamannya Raja Jinji dan suami putrinya Cheon Myeong jadi menurutnya bukan masalah. Tapi semua tetap tidak setuju.
Mi Shil menghadap dan mengundang Raja untuk menghadiri festival Dano, dia sudah mempersiapkan pertunjukkan bela diri oleh pasukan Hwa Rang. Raja memenuhi undangan Mi Shil.
Mi Shil pergi dan Mi Saeng cemas jika Kim Yong Su sudah mulai mengumpulkan kekuatan dan dengan status pernikahannya dengan putri Cheon Myeong maka posisinya akan semakin kuat. Mi Saeng cemas Kim Yong Su membalas dendam, mengingat ayahnya Raja Jinji telah dikudeta oleh mereka (episode 1). Mi Shil mengingatkan ini adalah festival Dano, jadi jangan mengeluh di hari ini.
Hwa Rang sedang mempertunjukkan kebolehannya. Mi Shil datang dan mereka memberi hormat pada Won Hwa-nya. Mi Shil mendekati Putri Cheon Myeong dan heran dengan kepandaian dan bakat putri mengatur semua acara ini. Putri Cheon Myeong sangat berbakat dan detil dalam mengatur semuanya. Mi Shil menyindir putri tentang kemungkinan putri menjadi permaisuri. Putri Cheon Myeong tidak mengerti dan Mi Shil menyinggung tentang rencana Raja mengangkat suami putri sebagai penerusnya. Cheon Myeong kaget dan belum tahu tentang ini. Mi Shil mengancam Cheo Myeong.
Di gurun, Cartan bertanya mengapa Deok Man mau mengorbankan nyawa untuk mereka. Deok Man berkata bahwa jika ia tidak melakukan itu mereka semua akan mati. Nyawa semua manusia itu berharga. Deok Man tahu dari buku yang diberikan Cartan. Cartan menyesal memberikan buku itu untuk Deok Man. So Hwa keluar dan berkata bahwa Deok Man seharusnya mendengarkan cartan, So Hwa memukul kepala Deok Man.
Pedagang Mesir dan India datang mengucapkan terima kasih atas kebaikan Deok Man. Deok Man bercerita tentang Chil Sook yang mencari seorang wanita dan bayi selama 15 tahun. Saat yang sama, Chil Sook menyelinap ke kamar So Hwa dan memeriksanya. So Hwa mendengar cerita Deok Man dan merasa familiar. Chil Sook menemukan baju bayi dan surat Moon noh, dia yakin sekarang.
So Hwa panik dan menyeret Deok Man, mereka harus segera pergi. Deok Man bingung tapi ibunya menyeretnya ke kamar. Di sana mereka ditunggu oleh Chil Sook. Chil Sook memanggil : So Hwa!
So Hwa langsung shock dan terjatuh, Chil Sook mencoba menangkap mereka dan mereka berusaha lari. Tapi Chil Sook berhasil membuat mereka tersudut, Chil Sook sudah mencari mereka selama 15 tahun, sekarang sudah saatnya untuk kembali ke Gye Rim. Chil Sook mengambil lilin dan mendekatkan ke So Hwa, Deok Man melihat kantung alcohol dan menyiramkannya pada Chil Sook.Chil Sook terbakar dan mereka lari. Chil Sook mengejar mereka lagi dan mengancam Deok Man dengan pedangnya, So Hwa menikam Chil Sook ditempat yang sama saat Moon noh menikamnya (episode 3).
Mereka berhasil lari ke gurun dengan onta. Setelah beberapa lama, ontanya jatuh kelelahan. Deok Man menggendong So Hwa di punggungnya dan membawa So Hwa ke dalam gua. So Hwa meminta Deok Man pergi ke Roma bersama Cartan. Deok Man menolaknya. So Hwa tidak mengijinkan Deok Man untuk kembali ke Gye Rim. Deok Man bertanya mengenai ayahnya. Apakah Moon Noh itu ayahku, So Hwa kaget darimana Deok Man tahu tentang Moon Noh. Dari surat Moon Noh. Deok Man dapat membacanya. Bukan kata So Hwa.
Deok Man juga tahu bahwa belati itu adalah dari ayahnya. Ayah seperti apa yang memberikan belati dan membuang anaknya begitu saja. Aku tidak mau kata Deok Man dan melemparkan belati itu. So Hwa berkata itu karena Deok Man harus menyelamatkan ayahnya.
Harusnya orangtua yang berkorban untuk anak seperti kau bukan sebaliknya. Deok Man sekarang tahu mengapa So Hwa sakit paru-paru dan takut api. Deok Man sangat menyesal karena selama ini selalu bepergian dan menyusahkan So Hwa. So Hwa merentangkan tangannya dan memeluk Deok Man. Deok Man menangis di pelukan So Hwa.
Chil Sook menemukan onta yang hampir mati dan melihat gua. Chil Sook memeriksa gua tetapi tidak menemukan mereka. So Hwa lari di mulut gua, Chil Sook melihatnya dan mengejarnya. Deok Man yang sedang mencari air melihat So Hwa lari mendatanginya dan memberi tanda jangan ke sini. Tiba-tiba kaki So Hwa masuk ke dalam pasir hisap. Deok Man berusaha menarik So Hwa tapi gagal dan mengulurkan tali. So Hwa berpikir percuma saja menyelamatkan dirinya, kemudian dia mengambil belati Raja Jinheung dan berusaha memotong talinya. Deok Man meminta So Hwa menghentikannya. So Hwa berteriak agar Deok Man lari setelah ia berhasil memutuskan tali. Dari kejauhan mereka melihat Chil Sook. Mereka berdua panik.
No comments:
Post a Comment