17 April 2011

Pelaku Bom Masjid di Cirebon di Duga Pelaku yang Melakukan Pembunuhan Terhadap Anggota TNI

Setelah hari kemarin saya posting tentang BOM Meledak di Masjid Polresta Cirebon dan PKS Hargai Sikap Arifinto Mundur, maka hari ini saya akan update artikel terbaru lagi, yaitu Pelaku Bom Masjid di Cirebon di Duga Pelaku yang Melakukan Pembunuhan Terhadap Anggota TNI.

Polisi tidak ingin dianggap lamban dalam menyelidiki kasus bom bunuh diri di Masjid Adz-Dzikra, kompleks Mapolres Kota Cirebon, Jumat siang lalu (15/4). Kemarin siapa bomber atau pelaku bom bunuh diri itu sudah diungkap. Dari pencocokan data post mortem (setelah kematian) dan data ante mortem (sebelum kematian) muncul nama Muhammad Syarif (MS). Dia adalah warga Astanagarib Utara, Kelurahan Pekalipan, Kecamatan Pekalipan, Kota Cirebon. Meski polisi yakin, tetap saja untuk memastikan itu harus menunggu tes DNA. Untuk keperluan itu, Polri sudah memeriksa sampel darah ibu dan saudara MS.

Polri sudah 97 persen yakin bahwa pengebom itu adalah Syarif. Hanya, untuk memastikan itu, tim identifikasi menunggu hasil pencocokan DNA yang baru selesai dalam 30 jam. Sampel darah mulai diteliti pukul 04.00 Sabtu (16/04) dan baru selesai sekitar pukul 10.00 hari ini (17/4). "Kami akan mengumumkan kepastiannya apakah MS atau bukan besok (hari ini) jam 13.00," kata Kadivhumas Polri Irjen Pol Anton Bachrul Alam kemarin (16/4). Mantan Kapolda Jatim itu membenarkan adanya pemeriksaan sampel darah keluarga MS. "Ya, sudah diambil Sabtu dini hari dan sekarang masih diteliti," katanya.
Seorang petugas Inafis Mabes Polri yang menolak dikutip namanya menyebutkan bahwa dari data lain, seperti struktur wajah dan sidik jari, identik dengan MS. "Margin error sidik jari itu kecil sekali, hanya 1 persen. Tapi, untuk lebih yakin, kami tetap menunggu hasil tes DNA," katanya kepada Pontianak Post kemarin.
Dari mana Polri mempunyai data sidik jari MS? Menurut dia, penyidik sudah berhasil memperoleh SIM (surat izin mengemudi) milik pemuda kelahiran 1979 itu. "Sekali lagi, pencatatan sidik jari kita belum maksimal. Jadi, tetap menunggu DNA," kata perwira yang juga dokter itu.
Saat membeber ciri-ciri pelaku di RS Polri, Anton Bachrul Alam menjelaskan, tim ahli forensik sudah bekerja keras setelah mayat pelaku itu tiba di Jakarta sekitar pukul 20.30 Jumat (15/4). Setelah melakukan pemeriksaan, polisi menyimpulkan bahwa pelaku adalah pria dengan ras Mongoloid. Pria yang diduga berusia 25-35 tahun itu memiliki tinggi 181 sentimeter dan berat badannya diperkirakan 70 kilogram.
Mantan Kapolda Jatim itu menambahkan, ada beberapa tanda lahir pada mayat pelaku bom bunuh diri tersebut. Di antara tanda lahir tersebut, ada di paha kanan. Ciri lainnya adalah gigi atas pelaku pecah sedikit. Kuku jempol tangan kirinya terlihat bekas luka dan berjenggot tipis. Setelah mayat pelaku tersebut diperiksa, Anton menjelaskan bahwa si pelaku telah mengelabui penjagaan petugas. Caranya, mengenakan busana rangkap lima.
Cara itu dilakukan untuk membuat badannya semakin terlihat gemuk. Dengan begitu, bom yang digembol di perut bagian kanan tidak terlihat menonjol. Setiap busana yang dikenakan itu diselotip rapat. "Persiapan yang dilakukan benar-benar sudah rapi," urai jenderal bintang dua itu. Akibat ledakan bom tersebut, perut sisi kanan bolong dan seluruh isinya terburai.
Anton lantas menjelaskan, korban bom bunuh diri yang meledak Jumat lalu pukul 12.17 tersebut adalah 31 orang. "Termasuk pelaku yang meninggal di TKP (tempat kejadian perkara)," kata dia. Sebanyak 30 korban lainnya terdiri atas 24 terluka ringan dan 6 luka berat. "Delapan korban luka ringan menjalani rawat jalan," papar Anton. Wakabareskrim Mabes Polri Irjen Pol Mathius Salempang menjelaskan, pihaknya saat ini berupaya memastikan siapa pelaku tersebut. Selanjutnya adalah menelusuri dia berasal dari kelompok mana.
Mathius mengonfirmasi bom yang meledak itu berdaya ledak rendah atau low explosive. Di dalam bom itu terdapat paku, mur, baut, dan satu baterai. Berdasar hasil pemeriksaan terhadap mayat pelaku, Mathius mengatakan bahwa polisi tidak menemukan secarik identitas atau pesan-pesan yang lain. "Kami hanya menemukan sebuah setruk makan nasi di warung," katanya. Sumber lain Pontianak Post di lapangan menyebutkan, penyidik sekarang memburu partner MS dalam aksinya di Cirebon. "Jejaknya terbaca ke Kuningan. Insya Allah, akan ada penangkapan segera," katanya tadi malam. Dia tidak memerinci berapa orang yang diburu.
Perwira muda alumnus kursus antiteror di Manila itu menyebutkan, aksi MS bukan aksi individual. "Dipersiapkan dengan baik. Hanya memang aksesnya terhadap bahan peledak lemah. Jadi hanya low explosive," katanya.
Dia menduga, skenario MS seharusnya merangkul Kapolresta untuk membunuh. "Untungnya, dia terlalu bersemangat dan terburu-buru sehingga justru berbalik badan (membelakangi kiblat) dan meledak," katanya. Di bagian lain, aparat kepolisian di Polres Kota Cirebon hingga kemarin masih mengumpulkan sejumlah data dan fakta terkait sosok MS. Dari hasil penelusuran itu diperoleh data, MS diduga sebagai pelaku pembunuhan anggota Kodim Cirebon Kopral Kepala Sutejo di Jalan Raya Desa Cempaka, Kecamatan Talun, Kabupaten Cirebon, pada 3 April lalu. Saat itu Sutejo ditemukan tewas mengenaskan dalam keadaan leher digorok dan banyak luka tikaman senjata tajam. Nama MS disebut terlibat karena di TKP (tempat kejadian perkara) polisi menemukan SIM milik MS. "Kami masih harus mengumpulkan bukti-bukti lain keterlibatan dia (MS)," kata seorang petugas.
Soal keterlibatan MS dalam pembunuhan anggota TNI itu kemarin juga dikonfirmasi Kapolda Jawa Barat Irjen Pol Suparni Parto dalam jumpa pers dengan wartawan kemarin. "Boleh-boleh saja menduga. Tapi, jika benar ada kaitannya dengan kasus pembunuhan terhadap anggota TNI di wilayah hukum Polres Cirebon, itu masih perlu waktu untuk analisis identifikasi dan pengumpulan data," jelasnya. Informasi yang juga dihimpun polisi menyebutkan, MS pernah mondok di Solo. Tetapi, belum diketahui secara persis nama pondoknya. "Sepulang dari Solo, kata warga, dia (MS) menjadi orang yang radikal. Dia pernah merusak sebuah minimarket karena menjual minuman beralkohol," ujar seorang sumber di Polres Cirebon. "Dia juga sering ikut demonstrasi di Cirebon," tambahnya.

Identitas Pelaku
Muhammad Syarif (MS), pria yang diduga menjadi pelaku bom bunuh diri di Masjid Adz-Dzikra, kompleks Mapolres Kota Cirebon, Jumat lalu (15/4), adalah warga Astanagarib Utara, Kelurahan Pekalipan, Kecamatan Pekalipan, Kota Cirebon. Rumah MS dekat dengan Musala Nurul Huda. Di rumah itu tinggal ibu dan dua adiknya. Ketika Radar Cirebon (Jawa Pos Group) datang ke sana dini hari sekitar pukul 02.00 kemarin (16/4), rumah tersebut terlihat sepi. Tetapi, pagar rumahnya tidak digembok.
Menurut keterangan Muksin, 65, seorang penjaga keamanan di kampung MS, kalau melihat fotonya, wajah pengebom bunuh diri itu memang sangat mirip dengan MS. Dia menceritakan, malam itu (Sabtu malam, 16/4) dirinya sempat melihat dua polisi yang mengenakan pakaian preman menghampiri. "Yang saya tahu, polisi itu membawa ibu dan adik MS. Saya dengar katanya mereka dibawa ke Jakarta," ujarnya.
Maskun, tetangga yang tinggal di depan rumah MS, menceritakan bahwa MS tidak begitu dekat dengan warga sekitar. Sebab, dia jarang pulang ke rumah. "Istrinya tinggal di Majalengka," imbuhnya. Dia juga mengatakan, MS dikenal punya senapan angin laras panjang. Maskun mengatakan sempat tidak percaya bahwa MS adalah pelaku bom bunuh diri. Sebab, di mata dia, sosok MS sangat tertutup dan tidak mau bergaul dengan para tetangga.

Silahkan Gabung di Connection Kang Yasin :
Pengumpul RECEH INDO Kang Yasin :
http://kumpulblogger.com/signup.php?refid=117648
Hack Facebook :
Sistem Script ADD Ribuan Teman FACEBOOK
Forum
: http://kang-yasin.indonesianforum.net/forum
Grup CNSB
: http://www.facebook.com/home.php?sk=group_168409269848173&ap=1
Jika Bermanfaat di SHARE dan LIKE FACEBOOK yah jangan lupa COMMENTNYA Terima kasih Atas Kunjungannya.

No comments:

Post a Comment